Rabu, 06 Agustus 2008

JALAN POLITIK

JALAN POLITIK
Pemuda adalah tenaga inti perubahan
Sikapnya mewarisi kebijaksanaan orang tua dan ketulusan bayi yang baru lahir
Oleh: NANDANG WIRA KUSUMAH*

A. Pemuda Sebagai Tenaga Inti Perubahan
Dalam referensi sejarah perjuangan nasional kita, idiom "Pemuda" menjadi hal yang menakutkan bagi kaum kolonialis, sebaliknya menjadi primadona bagi massa-rakyat nusantara yang saat itu ingin melepaskan diri dari belenggu imperialis-kolonial Belanda.

Masih ada dalam ingatan sejarah masyarakat kita, tentang bagaimana gelora pemuda saat merobek warna biru dari bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di atap Hotel Yamatto-Surabaya, "arek-arek suroboyo" dapat mendobrak pasukan bersenjata lengkap Belanda, hanya menggunakan bambu runcing, tentu saja senjata ampuhnya adalah Semangat Perjuangan-Perlawanan atas Penindasan yang berlapis-lapis oleh Belanda. Atau tentang kronik Revolusi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ? tanpa peran pemuda yang "ngotot" pada founding father (Soekarno) untuk segera mem-proklamsikan kemerdekaan nasional Bangsa Indonesia.
Terbukti sudah, bahwa pemuda adalah tenaga inti perubahan bangsa.

B. Berpolitik-Pergerakan
Citra negatif tentang "politik" dalam pengertian "politik-kekuasaan" memang tidak harus kita hindari, begitulah realitasnya. Apa yang diungkapkan oleh group musik SLANK dalam lagu "Gosip Jalanan" yang sempat ramai jadi perbincangan dalam beberapa bulan yang lalu, memang tidaklah salah. Kita hampir setiap saat disuguhi oleh media massa tentang anggota DPR/DPRD yang terkait korupsi, Menteri, Bupati, Gubernur, Presiden, bahkan hingga Kepala Desa, banyak menjadi gunjingan masyarakat luas.

Hal tersebut, tentang citra buruk "politik", sesungguhnya berawal dari paradigma dan orientasi politik dari kelompok-politiknya hingga menjadi karakter individu/personality-politiknya. Politik-Pergerakan adalah pengertian yang berbeda secara mendasar dengan Politik-Kekuasaan. Politik Pergerakan adalah sebuah tahapan perjuangan/pergerakan yang menjadi kelanjutan tak terputus dari perjuangan massa-rakyat atas hak ekonomi-politiknya yang terus-menerus dipinggirkan, untuk menghancur-leburkan rantai pemiskinan-pembodohan. Pembeda utama disini adalah basis materialnya; Politik Pergerakan berbasis program perjuangan massa-rakyat…

C. Mengapa Memilih Perjuangan Parlementarian ?
Perjuangan rakyat dalam melangsungkan cita-cita sucinya untuk menegakkan demokrasi-kerakyatan, agar kebutuhan dasar hidup masyarakat kita terpenuhi, pada tahap awal harus bin(ti) wajib melalui jalan perjuangan Ekstra-Parlementarian berbasis massa-rakyat. Dalam hal ini perjuangan parlementarian adalah kelanjutan dari perjuangan ekstra-parlementer yang dimaksud tersebut.

Kebebasan politik, pasca gelombang reformasi Mei 1998 adalah proyek besar dari kepentingan pemodal internasional untuk memuluskan liberalisasi ekonomi dalam memenuhi kepentingannya mengeruk isi perut bumi pertiwi ini. Maka, tidak aneh jika karakter elit-politik kita berbuah "pragmatis" dengan tetap mem-budayakan tindakan korupnya. Hal tersebut terjadi karena cara pandang politiknya berbasis pada nafsu birahi kekuasaan semata. Maka, harus ada sosok muda dengan cara pandang politik yang berbasis "pergerakan-rakyat" sebagai anti-tesa nya.

Perjuangan parlementarian, oleh kaum politik-pergerakan adalah sebagai media pertarungan politik meloloskan agenda-agenda kerakyatan (pendidikan murah; upah layak utk buruh; tanah utk petani; jaminan lapangan kerja; harga sembako murah dan penghapusan utang luar negeri utk memutus ketergantungan pada bangsa asing), selain itu, Perjuangan parlementarian juga menjadi siasat untuk menghantam agenda-agenda yang anti-demokrasi kerakyatan (penggusuran; perampasan tanah petani; PHK Buruh; penghapusan subsidi, dll). Hal tersebut yang mendasari untuk melanjutkan langkah perjuangan pada wilayah Parlemen, bukan yang lainnya, semoga Allah SWT meridhoi…Amin.

*Penulis adalah Calon Kandidat Legislatif DPRD Prop. Banten 2009-2014, Daerah Pemilihan Kabupaten Pandeglang

Tidak ada komentar: