Sabtu, 17 Januari 2009

Kampanye Pemilu 2009

Dalam Penertiban
Seluruh Atribut

Desakan agar atribut kampanye di jalur protokol ditertibkan makin menguat. Panwaslu sebagai lembaga paling berwenang diminta agar bertindak tegas dan tidak tebang pilih.
Sekretaris DPD PAN Kota Serang Toyib Fanani mengatakan, penertiban yang dilakukan tim gabungan Panwaslu dan aparat terkait jangan sampai meninggalkan kesan diskriminasi. “Panwaslu harusnya adil terhadap semua calon,” ujarnya kepada Radar Banten, Rabu (14/1).
Toyib menambahkan, pemasanggan atribut kampanye di jalur protokol tidak dapat dibenarkan.
“Bahwa calon sudah membayar pajak ke pemda jangan dijadikan alasan untuk tidak menertibkan alat peraga kampanye di jalur protokol. Sebab kalau tidak ditertibkan justru ada kesan bahwa penertiban yang dilakukan Panwaslu tebang pilih. Imbasnya integritas Panwaslu akan dipertanyakan,” ujarnya. Kata Toyib, masih bercokolnya alat peraga kampanye di jalur protokol berarti ada pengabaian aturan. “Itu kan sudah tidak benar,” pungkas caleg DPRD Banten ini.
Sebelumnya peneliti politik LIPI Dr Lili Romli dan Wakil Ketua Partai Hanura Banten Nandang Wirakusumah mengatakan agar penertiban alat peraga kampanye dilakukan dengan fair dan tidak diskriminatif. Keduanya meminta agar alat peraga yang masih berada di jalur protokol diturunkan sebagaimana alat peragama milik caleg yang lain.
Alat peraga kampanye bergambar caleg DPR RI, Hikmat Tomet, dan calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Andika Hazrumy, memang masih terpasang di jalur protocol. Meski Panwaslu Banten sudah melakukan dua kali penertiban, namun spanduk itu masih saja lolos dari penertiban.
Anggota Panwaslu Banten Taufik Hidayat mengatakan, untuk melakukan penertiban alat peraga kampanye yang dipasang dengan cara permanent harus menggunakan alat berat.

SOSIALISASI
Pada bagian lain, Toyib juga mendesak kepada KPU agar segera melaksanakan sosialisasi pemungutan suara. “Namun sosialisasi hendaknya dilakukan dengan cara membuat miniatur Pemilu. Misalnya, di situ ada PPS, KPPS, saksi, dan sebagainya. Miniatur Pemilu itu layaknya seperti Pemilu sungguhan, sehingga masyarakat mengerti,” bebernya. Toyib mengakui, saat ini masih banyak warga yang belum mengetahui tatacara pemungutan suara dengan menggunakan pencontrengan.

Tidak ada komentar: